Selain Hobi Main Judi Online, Adu Merpati Juga Jadi Ajang Judi

Judi menggunakan burung yang dilombakan bersama kecepatan terbang hingga garis finis, sudah menjadi tradisi bagi warga Surabaya. Di Surabaya, aktivitas adu doro atau merpati tetap sering terlihat. Meskipun Surabaya merupakan kota besar, kegiatan adu burung merpati biasanya dikerjakan pada waktu-waktu tertentu yakni hari Minggu atau hari libur.

Bahkan oleh sebagian kalangan, aktivitas adu burung merpati ini dilaksanakan setiap hari. Selain lomba merpati sebagai hobi judi, mereka juga menjadikannya ladang mencari duwit. Bagaimana tidak, dalam perlombaan itu diselingi dengan uang tunai sebagai taruhan. Salah satu pecinta merpati, Fani, warga Jalan Kenjeran, mengaku selain memelihara merpati, ia juga mempunyai hobi. Ia kerap mengikuti lomba merpati (kentongan) bersama dengan mempertaruhkan uang. “Saya suka kentongan balap merpati,” kata Fani yang merupakan mahasiswa di antara universitas tersebut, Jumat (1/7).

Pria berusia 23 tahun yang telah lama berurusan bersama aduan merpati ini menceritakan bagaimana ia menyikat merpati di Surabaya. Sebelum persaingan diadakan, panitia atau pemilik pagupon mengumumkan jadwal pertandingan sebelum saat acara berlangsung. “Sudah lama diumumkan burung mana yang bakal dilombakan, kita sebagai peserta taruhan tinggal pilih mana yang memiliki prospek menang,” kata Fani.

Bahkan setahu Fani, tidak cuman duit tunai sebagai hadiah, ada juga sepeda motor untuk pemenangnya. “Tergantung kelas aduannya, kebanyakan motornya top-upper. Bahkan ada pengusaha, bos besi tua, berbagai orang yang turut, berasal dari bawah hingga atas,” jelasnya. Fani sendiri umumnya ikuti keluhan penduduk Ploso. Namun baru-baru ini ia mangkir dari kompetisi gara-gara informasi bahwa asosiasi dikendalikan oleh otoritas atau tiga pilar sekaligus.

“Kapan waktunya disiplin. Tapi di Surabaya masih banyak yang mengadakan aduan merpati,” katanya. Sepengetahuannya, diduga ada oknum petugas yang menerima upeti didalam tiap-tiap pelaksanaan aduan burung. “Pasti ada, kalau ada yang minta bagian pasti dikasih,” tulisnya. Sementara itu, Ubaidillah, warga Semut Kali, mengatakan hasil yang diperoleh berasal dari burung merpati digunakan untuk foya-foya layaknya pesta minum. “Taruhannya tidak pasti, kadang ada 500 ribu atau lebih,” katanya.

Seperti yang berjalan di kawasan pagupon di Kenjeran, setiap sore hari dipadati warga. Namun, bukan warga kurang lebih melainkan orang luar yang datang ikuti aduan merpati ajang judi tersebut. “Memang kesibukan layaknya itu meresahkan masyarakat kurang lebih. Tapi selalu aman, tidak ada yang disiplin,” imbuhnya. Sebelumnya, Polsek Semampir bersama tiga pilar lakukan penyisiran makam Wonkusumo. Sebab, lokasi tersebut bisa digunakan untuk lahan judi burung.

Terpantau ada lebih kurang 4 pagupon atau sangkar burung besar yang dibongkar. Pembongkaran dikerjakan bersama dengan menggunakan alat mulai dari linggis hingga palu yang digunakan untuk membongkar kepompong. Kapolsek Semampir Kompol Ari Bayu Aji mengatakan, peluncuran tersebut akhirnya dikerjakan sehabis warga melaporkan kawasan makam tersebut dijadikan lokasi burung merpati bagi sebagian warga lebih kurang. Untuk mengantisipasi perihal tersebut tidak terjadi lagi, paguyuban merpati tersebut akhirnya dibubarkan. Bahkan warga juga sepertinya ikut membantu mengungkap hal ini,” kata Ari.

Selain mengantisipasi perihal tersebut tidak berlangsung lagi, ia dan petugas gabungan juga membongkar kayu landang agar kandang merpati tidak dibangun kembali. “Sebagai antisipasi, Polres Semampir dan tiga pilarnya akan terus laksanakan patroli sambil menaikkan pengawasan dan mempersempit area gerak para penjudi merpati yang biasa beraksi di area pemakaman umum Wonokusumo,” pungkas Ari.

Covid Buat Pusat Judi Online Terbesar Dunia Pusing, Infeksi Meluas